Laman

Selasa, 12 Februari 2013

Menuju UNAS November 2012 - Me and My friends become OBGYN

(me, tan, asi, wid, cum, rif, dik, rei, nmd)

saat itu kami ber-9 sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk melengkapi syarat ujian nasional. ada beberapa tahap yg harus kami lalui, mulai dari ujian tesis, dilanjutkan ujian kompre, ujian osce dan ujian tulis.

berbagai macam ujian itu membuat kami ber-9 semakin solid dan mantap untuk mengikuti ujian nasional nantinya. karena tidak semulus yang ada dalam pikiran kami. ada yang harus jatuh bangun untuk sampai ke tahap akhir.

Ujian tesis
yang pertama ujian tesis saat itu adalah aku dan arif. kalo dibilang ya berdebar debar juga, ada ketakutan kalo nantinya tesis tidak bisa dipertahankan didepan dewan penguji.
jam 9 setelah konferensi bisnis, aku pun maju pertama. hemmmm tau lah gimana rasanya yang pertama maju, rasa campur aduk. mulai dari sesak pipis, tangan keringatan, bibir kering, denyut jantung bertambah kencang. -dalam hati selalu berkata, "badai pasti berlalu", haha-, siap siap pasang wajah serius.
mulailah aku dengan presentasi yang sudah ku baca berulang ulang kali di kos -sehingga titik koma nya pun terhafal-. setelah kubacakan semua hasil penelitianku didepan dewan penguji, mulailah berbagai macam pertanyaan dilontarkan oleh dewan penguji kepadaku. jantungku berdetak sangat sangat sangat kencang, - i thought need intubation soon-.
pertanyaan seputar penelitian diajukan, sampai kepada metode penulisan tesis pun dikomentari, dan pertanyaan pertanyaan itupun kujawab walaupun "mungkin" menurut dewan penguji masih perlu perbaikan, hahaha...namanya juga residen, yahhhh mesti harus banyak belajar lagi.
aku bersyukur, saat itu dewan penguji mengatakan tesisku lulus, tapi ada beberapa yang harus diperbaiki, -semua yang maju tesis, pasti ada perbaikan-. ku ucapkan syukurku kepada Allah, akhirnya satu tahap terlewati. senang sudah pasti, tapi ujian berikutnya pasti lebih sulit lagi.

Setelah aku maju, dilanjutkan dengan arif, intan, arsi, karinda, estya, reindhard, nurmianda.....dan akhirnya didik.
didik adalah salah satu temanku yang sangat kuat, sabar dan pantang menyerah, kenapa demikian, mungkin disaat kami semua sudah menyelesaikan ujian tesis, dia masih harus mengulang kembali ujian tesisnya, "mungkin" saat maju pertama dia tidak bisa mempertahankan tesisnya didepan dewan penguji. tapi semua itu terlewati karena kegigihannya, salut buat temanku yang satu ini. (dia juga teman yang tidak pernah menolak untuk dimintai tolong, dan dia yang paling religius--- so proud of you friend)

setelah semua dinyatakan lulus ujian tesis, harus menyerahkan perbaikan tesis, paling lambat 2 minggu sebelum ujian kompre dilaksanakan dan dikumpulkan disekretariat tempat mbak wiwin (ini adalah orang yang paling sering ngebantu residen).

Menuju Ujian Kompre
 
Antara cemas, pasrah dan lelah.... mungkin itu yang bisa digambarkan 2 minggu sebelum kompre. banyak siasat yang kami lakukan, mulai dari bercokol di perpus dari pagi sampai tengah malam, sampai minta di tentir sama dosen, menyepi di kamar kos, matikan BB selama 2 minggu, no call just emergency.
awalnya sudah komitmen, nanti kumpul di perpus jam 9 pagi, mau belajar bersama sama. hemmm bisa dihitung belajar bersama itu ada beberapa kali. kebanyakan belajarnya dirumah sendiri, mungkin banyak faktor yang membuat kami susah kumpul ber-9. dari pengalamanku, mungkin tidak efektif dan efisien. karena kalo sudah ramai, pasti sulit untuk memfokuskan satu materi.
ada lucu, ada dongkol juga kalo sudah kumpul belajar, kalo ditanya lebih banyak lucu atau dongkolnya, kayaknya sama aja.
misalnya rencana ada 3 materi yang mau dibahas, tapi entah kenapa 1 materi aja tidak selesai, karena semuanya punya argumen, sebenarnya bagus sih, tapi 2 materi lagi masih ngantri harus dibahas. akhirnya kadang cuma 1 materi yang selesai. Ghrrrrrrrr....
masing masing orang punya karakter, haha. misalnya ada temenku, yang suka mengulang ulang materi yang sudah dibahas, ada juga yang suka berimprovisasi dengan kata kata "misalnya", "andaikata", "sekiranya"....wadowwwww ini kapan selesainya. -tapi aku kangen dengan temenku yang satu ini-

saatnya menentukan siapa yang maju pertama kali ujian kompre.
pasti kalo ditanya siapa yang mau maju pertama kali ujian kompre, pasti tidak ada yang mau mengacungkan tangan. hahaha. secara kompre itu kata-kata seniorku, lebih seram dari pada ujian nasional sesungguhnya.
ada trik, bagaimana kalo diurut dari yang paling senior...-cum-, mana mau dia....hahahaha. aku lupa ya apa alasannya saat itu, ohhh iya aku ingat, dia mau menghadiri pernikahan adiknya disurabaya. akhirnya trik itu pun gagal...
trik berikutnya, bagaimana kalo diurut dari yang paling tua...hahahah, apalagi ini, pasti tidak ada yang mau. tapi kalo diurut yang paling tua, pasti aku dapat urutan ke 7, lumayan juga kan, masih bisa bernafas sambil nunggu maju kompre.
akhirnya, tidak ada yang berani untuk menentukan siapa yang maju pertama ujian kompre.
kalo begitu kita menunggu aja dari sekretariat, siapa yang akan disuruh maju pertama kali.
menunggu dan tetap menunggu, sambil mempersiapkan diri untuk di "kuliti"...(hari itu akan tiba juga)

pagi itu kami berkumpul diperpustakaan, rencananya hari ini mau belajar bersama lagi. tiba-tiba aku dapat sms dari mbak wiwin, diminta naik ke sekretariat. hemmmm, ada apa ya?
ternyata dugaanku benar, aku yang maju pertama kali ujian kompre dan diadakan hari selasa minggu depan. hari ini adalah hari kamis, artinya aku punya waktu  4 hari untuk mempersiapkan diri.
jangan ditanya gimana rasanya menjadi yang pertama maju kompre, cuuuuammmpur adukk, kayak nasi campur. yahhh bagaimana pun ini harus dilalui.
setelah mendengar pengumuman itu, aku pun pamitan sama teman-temanku di perpustakaan (seolah olah mau menghilang dulu).
sebelum sampai di kos, aku sempatkan membeli makanan ringan dan minuman sebanyak mungkin untuk persediaan selama 4 hari -entah apa yang ada dipikiranku, mungkin mau berkurung diri dikamar-.
TV mati, HP mati, BB mati....itulah rencana ku selama 4 hari ini.
hemmm 1 hari terlewati dengan berkurung dikamar, membolak balik buku feto, onko, fer, obsos, urogin. baca bukunya, baca slidenya, baca catatan tips dari senior, dan tak lupa berdoa. hahaha.
kadang jujur tak kuat kalo tak pegang BB, hemmmmm hidup kan apa tidak ya? hahaha. -penyakit muncul lagi- , apalagi kalo baca slide PPT di laptop pasti punya pikiran seperti ini "hemmmmm buka FB dulu ya, bentarrrrr aja, 1 menit pun jadi deh" hahaha. -kenapa BB dan FB selalu menghantui-
Tak kuattttt....
Jum'at....Sabtu....Minggu....Senin.....wadowwww, besok selasa.

Ujian Kompre pun TIBAAAAA.....


-besok lagi dilanjutkan-



Minggu, 30 September 2012

LUPUS DALAM KEHAMILAN

          SLE adalah penyakit autoimmune yang sering diderita wanita usia subur, wanita/pria berbanding 9/1. Penyakit yang ditandai oleh kerusakan berbagai jaringan dan sel akibat adanya autoantibodi dan pengendapan komplek imun, Insidensi: 4 – 20 / 100.000 penduduk . Penyebab dan faktor pencetus Genetik, lingkungan dan hormonal

 
Penyebab/ Faktor Pencetus

•Genetik: banyak diderita Asia, kulit hitam, gen HLA-DR2; HLA-DR3, jika salah satu keluarga menderita lupus, kemungkinan keturunan menderita lupus sebesar 10% 

•Lingkungan: radiasi sinar ultraviolet dari sinar matahari menyebabkan eksaserbasi

•Hormonal: estrogen meningkatkan terjadinya eksaserbasi lupus





Patogenesis

•Hiperaktifitas sel T helper dan sel B, menyebabkan stimulasi antigen spesifik
•Hiperaktifitas disebabkan interaksi faktor host dan lingkungan serta kegagalan dari mekanisme “down regulation” yang menghambat hiperaktifitas tsb
•Peningkatan respons imunitas humoral menyebabkan munculnya otoantibodi yg berinteraksi dengan antigen tubuh sendiri seperti komponen: inti sel, struktur sitoplasma,
•Sel mononuklear, sel polimorfonuklear, trombosit, eritrosit dan fosfolipid yg menyebabkan terbentuknya komplek imun komplek imun ini merangsang aktifasi sistem komplemen
•Sistem komplemen yg teraktifasi melepaskan C3a dan C5a ygmerangsang sel basofil melepaskan vasoaktif amin, histamin menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler yg menyebabkan pengendapan 
•Komplek imun pada sel endotel arteri dan areriola yg merangsang agregasi trombosit sehingga terbentuk mikrotrombu pd membran basalis sel endotel
•Selanjutnya terjadi kegagalan fagositosis oleh sel-2 radang terhadap kompnen imun dilepaskan ensim lisosom yg menyebabkn kerusakan vaskuler
•Selain imunitas sel dan humoral muncul bbrp antibodi: ACA, aLA yg berhubungan dg abortus berulang, IUFD, dan PE yg muncul lebih awal


Gejala Klinis

•Bervariasi dari yg spesifik sampai yg pengaruhnya multi organ
•Melibatkan banyak organ: kulit, syaraf, mata, hematologi sering penderita datang di bagian peny dalam atau syaraf
•Keluhan dari yg tidak spesifik seperti demam, malaise dan pengurangan berat badan
•Keluhan yg lebih berat melibatkan banyak organ:
1. Sistemik (95%) : lesu, lemah, demam 
2. Musklo skel (95%): atralgia, mialgia 
3. Hematologi (85%) : anemi, trombositop 
4. Kutaneus (80%) : ruam, fotosensitif 
5. Neurologik (60%) : kejang, psikosis 
6. Kardiopulmo (60%):perikarditis 
7. Ginjal (50%) : proteinuria 
8. Trombosis (15%) : atrial. Venous 

9. Fetal loss/Obst : abortus berulang, PE :



Pengaruh Kehamilan pada SLE
•Selama hamil eksaserbasi meningkat krn pengaruh estrogen, terutama trim-III: 50%
•Eksaserbasi trim-I dan II 15%, post partum 20%
•Eksaserbasi meningkat jika ginjal terlibat
•Bila terjadi lupus nefritis eksaserbasi meningkat 50% – 60%


Pengaruh SLE pada kehamilan
•Prognosis makin jelek jika lupusnya makin jelek. Prognosis ditentukan oleh lama remisi sebelm hamil
•Remisi > 6 bl, eksaserbasi 25%, remisi < 6 bl eksaserbasi 50% dg progn jelek


Morbiditas kehamilan pada SLE


•1. Abortus meningkat 2-3 kali
•2. PE dan E dan menyebabkan kelahiran premature Lupus nefropati terjadi hipertensi dan proteinuria
•3. Lupus neonatal: ditandai lupus dermatitis, kelainan hematologik dan sistemik dan “congenital heart block” krn miokarditis dan fibrosis diantara nodus atrioventrikulr dan bundle his, kejadian ini krn adanya antibodi SS-A/SS-B


Diagnosis
•Kriteria ARA (American Heart Ascociation
•Dx ditegakkan bila terdpt 4 atau lebih dari:
•1. Ruam molar 8. Kelainan neurologis
•2. Ruam diskoid 9. Kelainan hematologis
•3. Fotosensitif 10. Kelainan imunologik
•4. Ulserasi mulut 11. Antibodi antinuklear
•5. Artritis
•6. Serositis
•7. Kelainan ginjal


PENATALAKSANAAN
1. Penanganan medis: 
  1.  Kortikosteroid: yg berat disertai lupus nefritis: prednison 1-2 mg/kg/hari sampai 6 bl post partum, aman, namun timbulnya gestational diabetes dipikirkan, jika resisten thd prenison diganti metil prednisolon dg dosis 1000 mg/24 jam
  2.  Antiinflamasi non steroid: terutama yg APS: Aspilet 80 mg/hari
  3.  Imunosupressan: diberikan jika resisten thd kortikosteroid, Azathiprine 3mg/kg oral.
  4. Siklofosfamid: teratogenik, dalam keadaan yg mengancam diberikan 700-1000mg/m2 luas permukaan tubuh bersama dg steroid selama 3 bl setiap 3 minggu

2. Penanganan obstetri: 
Selama ANC: 
a. Pemantauan aktifitas peny dg bag lain 
b. Awasi JTL dan insufisiensi plas 
c. Monitoring PE/E 
d. Pem lab: drh, urin, antibodi ACA, aLA. Anti Ro SS-A dan Ro SS-B


•Selama persalinan: 
  • Cara peralinan tergantung indikasi, persalinan berlangsung sampai aterm, lahir spontan, SC tergantung indikasi 
  • Mencegah eksaserbasi post partum diberi metil prednisolon IV sampai 48 jam post partum, setelah itu tapering off


•Post partum:
•Semua obat yg diberikan untuk lupus diekskresikan lewat ASI, shg perlu dipertimbangkan
•Kontrasepsi:Yg mengandung estrogen dihindari, pilihan yg mengandung progesteron, jika cukup anak dianjurkan MOW







Sabtu, 29 September 2012

AIDS DALAM KEHAMILAN

Identifikasi HIV saat kehamilan sangat berguna sekali dalam pencegahan penularan perinatal (MTCT: mother to child transfusion) dan direkomendasikan untuk dilakukannya skrening secara universal. Tujuan terapy HUV adalah untuk mencegah terjadinya penularan secara vertikal dengan mengurangi angka viral load < 1000 kopi/ml. Rata-rata penularan ini berhubungan erat dengan jumlah viral load dan beberapa faktor yang lain memainkan peranan yang penting.

Semua wanita hamil dengan HIV positif harusnya diberikan obat kombinasi antiretroviral, termasuk disini adalah AZT (zidopudine), yang disesuaikan berdasarkan diagnosis dari tanda klinis dan status imunology nya. Plasama HIV-1 RNA harus dimonitor setiap trimester.

Wanita dengan kadar viral load > 1000 kopi/ml seharusnya disarankan untuk dilakukan tindakan SC pada saat umur kehamilan 38 minggu untuk mengurangi risiko penularan. Dengan terapy antiretroviral yang efektif , SC elektif dengan viral load >1000 kopi/ml, dan pemberian PASI dapat menurunkan risiko penularan sekitar 2%.

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis HIV dilakukan pemeriksaan ELISA (Enzym Linked Imunnosorbent Assay) jika positif dilanjutkan dengan pemeriksaan western blot. Mengenai repid test yang sering kita lakukan, untuk sensitivitas dan spesifisitas nya 95-100%, dengan postif predictive value nya tergantung dari prevalensi penyakit pada satu populasi.

PATOFISOLOGY

HIV pertama sekali menginfeksi sell T-Lymposit yang mengexpresikan antigen CD4, ketika kadar CD4 menurun, maka progresifitas AIDS semakin meningkat dengan karakteristik infeksi opurtunitis dan keganasan.

KLASIFIKASI

Menurut CDC (Centre for Disease Control and Prevention) didasarkan pada klinis dan hasil laboratorium.
1. Symtomatik
2. Kondisi AIDS
3. Kadar CD 4 (1) > 500,  (2), 200-499, (3) < 200 sell/mm3


FAKTOR RISIKO

Risiko terjadinya penularan sangat erat sekali dengan kadar viral load saat persalinan. Faktor risiko lain antara lain
1. kadar CD4 yang rendah < 200
2. tidak pernah mendapatkan terapy antiretroviral
3. ketuban pecah dini lebih dari 4 jam
4. terinfeksi virus hepatitis C
5.penyakit menular sexual
6. Persalinan prematur
7. korioamnionitisi

Faktor risiko maternal (ibu) antara lain tidak memakai kondom,  oral sex dengan partner yang terinfeksi, berbagi jarum suntik, berhubungan sex dengan status belum diketahui bahwa terinfeksi HIV, transfusi, terkontaminasi oleh darah yang terinfeksi HIV.
Adanya ulkus pada pasien dengan penyakit menular sexual, sypilis, genital herpes, infeksi klamidia, GO atau bakterial vaginosis, meningkatkan infeksi HIV selama melakukan hubungan sex dengan partner yang positif HIV.

 Tidak terdapat bukti bahwa HIV menular melalui keringat, air mata, air kencing, feses,  atau gigitan serangga.

KOMPLIKASI

Ibu : meningkatkan kejadian korioamnionitis, postpartum endometritis, dan infeksi luka.
Janin: terjadi persalinan prematur, tapi tidak meningkatkan kejadian janin tumbuh lambat (IUGR), kematian bayi, atau rendahnya apgar skor.

EFEK AIDS PADA KEHAMILAN

Transmisi perinatal dapat terjadi pada saat antepartum (25-40%), intrapartum (60-75%) dan ASI (14%). Penularan  ke janin  sangat berkaitan erat dengan kadar viral load. terdapat hubungan yang kuat antara kadar viral load dengan risiko penularan, walaupun bisa saja menular pada semua lvel kadar viral load. Rata-rata kadar viral load , jika dia mendapatkan terapay HAART (highly active antiretroviral terapy) 1,2%, jika mendapat monoterapy AZT 10,4% dan jika tidak mendapatkan terapy 25%.


MANAJEMEN KEHAMILAN

1. Skrening
    Dengan pemeriksaan ELISA dan jika positif dilanjutkan dengan pemeriksaan western blot. Skrening seharusnya diulang pada saat umur keham ilan 28-32 minggu. jika hasil rapid tes nya positif, terapy antiretroviral harus segera diberikan tanpa menunggu hasil konfirmasi dari test yang lenih konvensional.

2. Prinsip
    Prinsip dalam pemberian ARV ini adalah bertujuan untuk mencapai kadar HIV-n RNA dibawah 1000 kopi/ml. Risiko terjadinya transmisi ke janin <2% jika mendapatkan terapy ARV, SC elekttif, dan pemberian PASI. 

3. Prekonsepsional konseling
  • terapy ARV, menghindari agen teratogenik
  • pengukuran kadar CD4
  • imunisasi yang lengkap
  • status gizi ibu dengan pemberian asam folat
  • skrining dan pengobatan untuk PMS
  • srining untuk penggunaan jarum suntik (drug abuse)
  • memberikan nasehat untuk memenimalkan risiko penularan secara sexual

TERAPY ANTIRETROVIRAL (ARV)

Jika pasien baru yang terdiagnosis pada trimester pertama dan tidak menunjukan tanda keparahan pada penyakitnya bisa diberikan saat umur kehamilan 14 minggu untuk menghindari terjadinya embryopaty yang berhubungan dengan pengobatan.
ARV harusnya diberikan saat umur kehamilan 28 minggu untuk mencapai kadar viral load yang tidak terdeteksi serta menentukan cara persalinan yang lebih baik untuk menurunkan terjadinya pemularan.

AZT (zidopudine) 2x300mg diberikan saat umur kehamilan 14 minggu sampai proses persalinan berlangsung. , pada saat persalinan diberikan AZT IV 2mg/kg selama 1 jam kemudian dilanjutkan 1mg/kg/jam sampai persalinan.

Bayi yang baru lahir harusnya mendapatkan AZT paling lama 6 minggu setelah persalinan (dosisnya 2mg/kg)

Rabu, 14 Desember 2011

Mari Kenalan dan Cegah Kanker Serviks


Apakah itu Kanker Serviks?
                                   
Kanker Serviks adalah kanker yang menyerang area serviks atau leher rahim, yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina. Kanker ini disebabkan oleh virus yang bernama Human Papilloma Virus – atau yang lebih dikenal virus HPV ini. Biasanya kanker serviks baru akan menujukkan gejala serius, setelah 10-20 tahun kedepan pada wanita yang menikah atau aktif secara seksual. Karena pada fase prakanker dan stadium awal, memang tidak menujukkan gejala apapun. Dan juga karena banyak dari pasien kanker serviks baru menyadari dan melakukan pengobatan ketika stadium kankernya sudah lanjut.

Pentingnya Uji Mukus Serviks untuk Menentukan Masa Subur



Penanganan infertilitas baru dilakukan setelah pasangan suami isteri dalam satu tahun belum mampu menghasilkan keturunan, karena bagi pasangan yang subur 25% kehamilan akan terjadi pada bulan pertama setelah perkawinan, 57% setelah 3 bulan, 63 – 72%  setelah 6 bulan, 75% setelah 9 bulan, 80- 85 % setelah 12 bulan,  90% setelah 18 bulan, dan 93% setelah 24 bulan (MacLennan, 1991, Frey et al., 2004).
            Di Amerika Serikat dilaporkan jumlah pasangan infertile mencapai 10-15%, dan akhir-akhir ini  meningkat menjadi 15-20% (Frey et al, 2004). sedang di Indonesia diperkirakan 12% atau sekitar 3 juta pasangan usia subur mengalami infertilitas baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan (Sumapradja, 1980).
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk hamil bagi seorang wanita setelah kawin satu tahun tanpa alat kontrasepsi. Infertlitas primer bila kedua pasangan belum pernah mempunyai keturunan, sedang infertilitas sekunder bila pasangan telah mempunyai anak tetapi kesulitan untuk hamil lagi. Kebutuhan pelayanan infertilitas semakin meningkat sehubungan terjadinya kecenderungan penundaan perkawinan dan penundaan kehamilan di masyarakat. Selain itu adanya kesadaran yang lebih tinggi bahwa pengobatan infertilitas adalah bagian dari pengobatan kedokteran.

Selasa, 13 Desember 2011

Posisi Sex Agar Cepat Hamil

        Hubungan seksual adalah salah satu aktifitas yang dilakukan secara spontan pada pasangan suami istri. Kegiatan ini selayaknya dilakukan dalam suasana yang santai dan juga romantis. Saat masa subur tiba dan direncanakan untuk berhubungan intim, sediakanlah waktu yang cukup. Jika selesai aktifitas dari suatu pekerjaan, istirahatlah terlebih dahulu untuk memberi waktu menyegarkan tubuh. Mandi bisa jadi suatu cara agar tubuh menjadi segar kembali. Jika masa subur jatuh pada akhir pekan, sebuah liburan ke luar kota dengan perjalanan yang tidak melelahkan dapat menjadi suatu alternatif suasana agar tidak terjadi. Jagalah mood dan bersikaplah santai, jangan terlalu stres dalam melakukan hubungan seksual, misalnya memikirkan apakah”kegiatan” kali ini akan membuahkan suatu kehamilan.